Thursday, August 30, 2012

Gubernur Sulawesi Tengggara Nur Alam ‘Berpamitan’

Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam



KETIKA menghadiri acara halal bil halal di berbagai tempat di Sulawesi Tenggara dan terakhir di Jakarta Minggu 9 September 2012, Gubernur Nur Alam menyatakan ‘berpamitan’ kepada rakyat Sultra sehubungan akan berakhirnya masa jabatannya pada tanggal 18 Februari 2013.


Namun, Nur Alam juga menyatakan telah memutuskan mencalonkan diri kembali untuk dipilih lagi sebagai Gubernur Sultra periode berikutnya. Keputusan yang diambil itu disebutnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Pasangannya adalah Saleh Lasata pula. Mereka tetap menggunakan akronim Nusa. Pemilihan Gubenur Sultra 2013-2018 akan digelar 4 November 2012.


Suasana halal bi halal di Jakarta lebih nyaman, lebih berkilau, dan elite karena digelar di Ballroom Utama Gran Melia, hotel berbintang enam, di daerah Kuningan. Sekitar 700 warga asal Sultra di Jakarta dan sekitarnya tampak menikmati suasana silaturahim tersebut. Hadir juga mantan Rektor Universitas Haluoleo Mahmud Hamundu. “Masih banyak juga undangan tidak hadir, di antaranya mantan Gubernur Ali Mazi SH, Wakil Ketua DPD-RI Laode Ida, anggota DPR Oheo, Umar Arsal”, kata mantan Kepala Kantor Penghubung Pemprov Sultra di Jakarta, Muhammad Zayat Kaimuddin yang telah menempati posnya yang baru sebagai Kepala Biro Organisasi dan Tata Laksana (Ortala) Sekretariat Kantor Gubernur Sultra.


Halal bi halal sulawesi tenggara di Gran MeliaLa Ode Djeni Hasmar mengungkapkan kritikan kalangan tertentu terkait pelaksanaan halal bi halal saat menyampaikan sambutannya. Menurut Ketua Kerukunan Masyarakat Sulawesi Tenggara Jakarta tersebut, mereka menuduh acara tersebut sarat rekayasa politik. Padahal, acara halal bi halal sebagai forum silaturahim telah menjadi tradisi masyarakat asal Sultra di Jakarta sejak mendiang Ir H Alala menjabat Gubernur Sultra.


Gubernur Nur Alam kemudian minta tokoh pemekaran tersebut tidak risau dengan prasangka buruk seperti itu. “Kitab suci mengajarkan, orang berprasangka buruk belum tentu lebih baik dari kita”, ujarnya. Pandangan Nur Alam terebut merujuk firman Allah dalam Al Qur’an, surah Al Hujurat.


Selanjutnya ia berkata, “Saya bersama Pak Saleh Lasata pada kesempatan ini ingin berpamitan kepada semua masyarakat Sultra di Jakarta dan sekitarnya. Tak terasa kini sudah tiba di penghujung masa pengabdian kami melaksanakan amanah rakyat Sultra. Amanah ini hanya titipan sementara, tidak ada yang abadi di dunia ini”.


Ia mengemukakan, kemajuan yang dicapai selama masa bakti itu merupakan hasil kerja keras seluruh masyarakat Sultra. “Kalau ada kekurangan, maka sayalah dan Pak Saleh Lasata yang harus menerimanya sebagai pertanggungjawaban kami kepada Allah Swt di hari kemudian kelak”.


Sebagaimana isi pidato halal bi halal di berbagai tempat sebelumnya, pembangunan sumber daya manusia yang bertumpu pada program pendidikan dan pelayanan kesehatan gratis serta pembangunan pedesaan melalui penyediaan dana segar berupa block grant merupakan tema sentral uraian gubernur di depan masyarakat Sultra yang mnghadiri acara halal bi halal di Hotel Gran Melia, 9 September 2012.


Menurut Gubernur Nur Alam, berbagai peningkatan ekonomi secara makro terkonfirmasi dengan baik. Angka kemiskinan, misalnya, jika semula tercatat 22 persen, maka kini tinggal 13 persen. Selanjutnya pertumbuhan ekonomi saat ini mencapai 10,10 persen dari 7,1 persen. Dengan demikian, Sultra masuk dalam lima besar provinsi di Indonesia tertinggi pertumbuhan ekonominya.


Indikator empiris juga dikatakan terkonfirmasi dengan baik. Semisal pembelian kendaraan bermotor roda dua dan roda empat oleh masyarakat Sultra meningkat 60 persen setiap tahun. Kebutuhan semen pun cenderung meningkat sekitar 60 persen setahun. Indikator ini menunjukkan peningkatan kemakmuran dan kualitas hidup masyarakat.

No comments:

Post a Comment